Rabu, 23 Januari 2013

7.

Taruhan rasa?

Berbicara mengenai perasaan tak pernah ada ujung yang pasti. Sedetik sebelumnya menangis bersedih, namun sedetik berikutnya bisa berubah kembali tertawa bahagia. Tak bisa dihitung dengan logika matematika, tak bisa diucapkan dengan kata, tapi bisa digambarkan lewat perbuatan meski tak selamanya selaras bahkan kemunafikan selalu ada untuk menutupi sebuah perasaan yang tak harus diperlihatkan.
Hidup itu perih jika memang kita tak bisa memilah pilihan yang terbaik, kadang pilihan yang terbaik juga selalu ada yang perih. Semua penuh dengan sebuah kejutan. AMAZING! 

Bercerita mengenai sebuah perasaan yang aku hadapi saat ini, aku sedang merasakan perasaan yang aneh. Ingin rasanya aku menghilangkan perasaan itu bahkan menghapus memori yang ada mengenai sebuah perasaan yang tak ingin aku alami kembali untuk ke 2 kalinya. 

Baru 1tahun silam perasaan itu aku hapuskan, namun sekarang kenapa perasaan baru itu muncul meski dalam konteks yang berbeda dan waktu yang berbeda begitu juga orang yang berbeda. Tidakkah aku merasa kapok selama 4 tahun perasaan itu berkecamuk dalam kehidupanku? Kini muncul entah untuk berapa lama aku tak bisa memastikan sampai kapankah? mungkin dalam waktu yang tak terbatas.

Seorang sahabat laki-laki selalu mendo’akanku agar aku tak kembali mengulang kejadian masa silam. Isi do’anya yakni “semoga penantianmu tidak menjadi sia-sia” terserah apa katamu aku harus bilang kalau kamu saat ini sedang melakukan penantian yang tolol dari pada nanti kamu akhirnya merasa sakit hati. Meskipun kamu pernah menghadapi sebuah penantian itu jadikanlah sebuah instropeksi buat kamu biar kamu tidak merasakan hal yang sama, aku Cuma sekedar merasa iba atau kasihan terhadapmu. Walau memang ada yang berkata bahwa tak selamanya keinginan itu terwujud tapi setidaknya pasti ada perasaan ingin memiliki apa yang kita inginkan dan itupun sakit kan?”

Aku hanya bisa merenung, dulu perasaan itu hadir lalu shalat istikharah lalu jawabanpun hadir lewat sebuah mimpi  dan terhapuslah sudah perasaan itu. Namun sekarang berbanding terbalik, aku berdo’a sebelum perasaan itu hadir dan tiba-tiba sebuah mimpi itu ada kemudian perasaan itu malah tumbuh? Dan luar biasa perasaan itu membuatku mecoba berdiri  dan merangkak untuk berjalan kembali setelah kemarin terpuruk. Permasalahannya ketika aku ingin berlari bisakah aku mencapai finishku? 

Semua pertanyaan muncul, kerisauan, kegalauan hadir dalam bayang-bayang memori ini. Sungguh aneh.

Aku meminta saran dari seorang kakak sepupu dengan terlebih dahulu aku menceritakan sebuah kisah masa silam dan masa sekarang. (aku bercerita ketika beberapa minggu menuju UAS) Lalu sebuah kata terluncur dengan bijak “ De, jika memang km memiliki sebuah perasaan itu, simpanlah sampai pada waktunya dimana ketika kamu bisa mencapai sebuah cita dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. bukankah sebentar lagi UAS? Alangkah lebih baik kamu merubah pribadi tembaga menjadi pribadi emasmu bahkan menjadi intan. Bukankah dikatakan dalam sebuah hadist “laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik, laki-laki yang sholeh untuk perempuan yang sholehah?” percayalah itu de! Simple saran dari aa de lakukanlah apa yang harus kamu lakukan sekarang! Usahalah merubah diri. Belajarlah dengan baik, IP harus naik,buatlah orangtuamu menangis bahagia melihat kesuksesanmu de! Maka jika kamu telah meraih itu semua, aa akan melihatmu dari sini. Yang pasti aa selalu mendo’akan yang terbaik buatmu de. Ayolah belajar de!

Aku sungguh merasa bahagia punya kakak yang begitu perhatian terhadap adeknya. Lalu aku bertanya, jikalau aa berada diposisiku saat ini apa yang akan aa lakukan atau apa yang ada dalam pikiran aa saat ini.?
Ok aa akan menjawabnya, sekarang aa seorang mahasiswa aa berpikir aa harus bisa merubah diri, karena aa punya tujuan. Karena aa seorang mahasiswa aa ingin menjadi sosok seorang mahasiswa bukan hanya memiliki sebuah gelar tapi aa terapkan dalam intelektual ataupun kehidupan yang memiliki nilai moral menjungjung tridharma perguruan tinggi. Mungkin ade ngerti yang aa maksud, semoga saja. Aa ingin mendapatkan perempuan yang selaras dengan aa, jikapun ALLOH menakdirkan tidak begitu semoga aa lah yang bisa mendidik seorang perempuan biasa menjadi perempuan yang luar biasa karena aa lah yang harus merubah diri dari sekarang, kalau tidak sekarang mau kapan lagi?

Kini waktupun berlalu UAS telah selesai sekarang dimana saatnya aku sedang menanti sebuah nilai ataupun hasil dari sebuah usaha. Itupun yang akan menentukan jalan selanjutnya.

Aku teringat kembali perkataan kakak sepupuku itu. Lalu aku kembali bertanya. “aa, sekarang UAS udah selesai tinggal nunggu hasilnya. Bisakah aku menggatungkan semua perasaanku pada sebuah nilai itu? Aku berpikir aku telah berusaha untuk menggapai nilai yang baik untuk mempertahankan sebuah rasa ataukah aku harus menghapus sebuah rasa?
Jawabannyapun kembali terlantun bijak “ Kalau itu yang terbaik buatmu de maka pertahankanlah! Tapi jika bukan dan diluar kendali maka lepaskanlah!”
Dan saat ini malam ini, aku menunggu dan menanti sebuah jawaban ingin melihat hasil dari sebuah usahaku selama menghadapi UAS. Bisa dikatakan aku memang berusahakah untuk mempertahankan perasaan itu? atau aku malah hanya berkata kosong tanpa tindakan apapun dan dapat hasil seperti itu?
Sebenarnya ini rahasia ALLOH, yang pasti aku tak akan pernah berhenti berdo’a. aku hanya ingin mencari keridohoanmu YA Rabb. 


Waktu mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
mengubah diri kita sendiri
Salam penantianku ya Rabb.
^_^

Catatan: kata-katanya dari sahabat dan kaka sepupu aku edit dan sedikit diperhalus semoga menginspiras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar